Pedoman Teknis Mengolah Lubang Tanam ‘Standar Pakar’

Telah diperbarui Desember 2020.

Pengolahan lubang tanam adalah titik awal penentu masa depan pohon buah anda.

Sebagus apapun kualitas bibit yang anda tanam…

Semahal apapun pupuk yang anda gunakan…

Dan sebaik apapun perawatan yang anda lakukan…

Semua itu akan percuma apabila pengolahan lubang tanam di awal tidak dilakukan dengan cara yang benar.

Kecuali, jika anda berkebun di lahan yang sangat subur.

Sayangnya, lahan seperti itu sudah langka sekarang.

Mau tidak mau, suka atau tidak, pengolahan lubang tanam harus dilakukan setiap kali akan menanam pohon buah. Baik tanam di lahan kebun maupun di pekarangan rumah.

Jadi, bagaimana cara mengolah lubang tanam yang benar?

Artikel ini akan menjawabnya secara tuntas, seakar-akarnya.

Anda siap?

Mari kita mulai.

Saya telah mengumpulkan dan meneliti banyak referensi ilmiah, mulai dari literatur lokal hingga internasional. Kabar baiknya, anda tidak perlu bersusah-payah melakukan itu, karena saya telah merangkumnya untuk anda.

Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan.

Langkah 1: Menggali Lubang

Buatlah lubang dengan kedalaman 50cm dan lebar minimal 50x50cm untuk tipe tanah gembur, atau minimal 75x75cm untuk tipe tanah keras dan padat.

Prinsipnya:

Makin besar ukuran lubang, semakin cepat bagi tanaman untuk membangun perakaran yang rimbun dan kokoh.

Makin rimbun dan kokoh perakaran, semakin cepat pertumbuhan tanaman menjadi pohon dewasa.

Akhirnya, pohon akan lebih cepat berbuah.

Jika anda mampu membuat lubang dengan ukuran yang lebih besar, maka lakukanlah! Lagi pula, capeknya cuma sekali. Setelah itu anda tinggal menikmati hasilnya. 🙂

Membuat Lubang Tanam

Apa sih tujuan lubang tanam harus begitu besar? Mengapa tidak seukuran polybag bawaan bibit saja.

Mungkin timbul pertanyaan tersebut di benak anda.

Oke, saya bantu jawab.

Selama ini kita tahu bahwa sebelum menanam sayuran seperti sawi, timun, cabe dan seterusnya, para petani pasti akan melakukan pembajakan lahan terlebih dahulu dengan tujuan agar tanah lahan menjadi lebih gembur.

Untuk tanaman sayuran, biasanya kedalaman tanah yang dibajak tidak lebih dari 30cm. Itu wajar, karena perakaran tanaman sayuran sangatlah pendek, hanya sekian inci dari permukaan tanah.

Proses penggemburan tersebut berlaku juga pada tanaman buah.

Bedanya, jarak tanam antar pohon buah tidak sedekat jarak tanam pada tanaman sayur. Sehingga, lahan tidak perlu dibajak seluruhnya, cukup sebatas area tumbuh pohon yang akan kita tanam atau yang biasa kita sebut “Lubang Tanam”.

Perbedaan berikutnya, tidak seperti perakarakan tanaman sayur yang pendek, perakaran pohon buah bisa menghujam jauh ke dalam tanah.

Apalagi jika yang ditanam adalah pohon buah seperti mangga, alpukat, durian, dkk, akar mereka mampu menembus puluhan meter ke dalam bumi.

Oleh karena itu, kedalaman tanah yang perlu digemburkan pun harus lebih dalam, minimal 50cm. Jika anda sanggup menggali sedalam 1 meter, itu lebih bagus lagi. 😀

Mengapa tanah harus digemburkan?

Tujuannya supaya pertumbuhan akar di fase awal atau 1-2 tahun pertama pasca-tanam, perakaran bisa lebih mudah menembus lapisan tanah inci demi inci.

Seperti kita tahu, tanaman usia muda belum memiliki perakaran yang kuat. 90% akarnya masih sangat kecil, lunak dan lemah (mudah putus).

Jangankan menembus lapisan tanah yang keras dan padat, untuk tumbuh pada tanah yang gembur saja akar masih perlu bersusah payah.

Jadi, bayangkan jika ukuran lubang tanam hanya sebesar polybag bawaan bibit. Betapa sulitnya bagi akar untuk menembus tanah di sekelilingnya yang keras dan padat.

Apalagi jika tanah di lahan anda teksturnya sangat keras (dicangkul aja susahnya bukan main), bukannya menembus tanah, yang ada, akar hanya tumbuh mengitari lubang layaknya pohon yang ditanam dalam pot.

Itulah mengapa sering kita temui pohon yang pertumbuhannya lambat, bahkan sudah umur tahunan tapi ukurannya masih segitu-gitu aja. Bisa jadi, dulunya si pemilik pohon hanya membuat lubang seukuran polybag saat penanaman ke lahan.

Sampai di sini sudah clear ya.

Duh, baru langkah pertama aja pembahasannya sudah panjang banget. Tapi nggak apa-apa deh, biar pada pinter. Haha 😀

Oke, sekarang kita lanjut ke langkah berikutnya.

Langkah 2: Sterilisasi Tanah

Tanah yang sehat adalah tanah yang didominasi oleh organisme bermanfaat dan minim organisme merugikan (patogen).

Segala macam organisme merugikan, baik itu berupa bakteri, cendawan, maupun serangga, mereka semua adalah sumber hama & penyakit bagi tanaman.

Sayangnya, kita tidak pernah tahu organisme mana yang mendominasi di dalam tanah kita. Kecuali anda mengeceknya di laboratorium.

Di tambah lagi, dalam setiap 1 sendok teh tanah mengandung jutaan mikroorganisme. Maka semakin sulit bagi kita untuk mengukur apakah tanah kita sehat atau justru mengandung banyak sumber penyakit.

Organisme Tanah
(Ilustrasi: Ada jutaan mikroorganisme dalam 1 sendok teh tanah)

Nah, jalan keluar paling mudah dalam masalah ini adalah melakukan sterilisasi tanah untuk memusnahkan organisme apapun di dalam tanah tersebut.

Tidak peduli apakah organisme baik ataupun buruk.

Setelah disterilkan, kita akan memasukkan kembali mikroorganisme bermanfaat ke dalam tanah menggunakan kompos atau pupuk kandang.

Dengan begitu, tanah kita akan didominasi oleh organisme bermanfaat dan minim organisme patogen.

Hukum alam berlaku di sana.

Siapa yang dominan, mereka yang menang.

Ketika organisme bermanfaat telah mendominasi di area perakaran tanaman, maka organisme patogen apapun yang mendekati akar akan mati dibunuh/dimakan oleh organisme bermanfaat tadi.

Lalu, bagaimana cara sterilisasi tanah?

Ada berbagai metode yang tersedia, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.

Namun karena ruang lingkup artikel ini terbatas untuk berkebun skala pekarangan rumah, yakni hanya membuat 1-3 lubang tanam pada waktu yang sama, maka saya akan share satu metode yang paling ideal saja.

Sedangkan untuk skala kebun yang memerlukan puluhan hingga ratusan lubang tanam, maka harus menggunakan metode sterilisasi lain yang lebih efisien. Insyaallah metodenya akan saya bahas pada kesempatan lain.

Jadi, metode sterilisasi yang kita gunakan di sini adalah “Solarisasi Tanah (Soil Solarization)”.

Solarisasi Tanah
(Gambar: Publikasi tahun 2008 dari Universitas of California tentang solarisasi tanah)

Prinsip di balik metode ini adalah meningkatkan suhu tanah hingga melebihi 60°C dengan memanfaatkan panas cahaya matahari.

Pada suhu tersebut, hampir semua jenis organisme tanah akan mati, mulai dari bakteri, jamur, protozoa, cacing, semut, tungau, uret dan organisme tanah lainnya.

Soil Temperature Sterilization Table
(Gambar: Soil Temperature Sterilization Table)

Metode ini adalah favorit saya, karena biayanya murah, prosesnya mudah, cepat, dan hasilnya sangat efektif.

Bahan yang perlu disiapkan untuk solarisasi tanah adalah plastik transparan jenis PE (Polietilena / Polyethylene).

Anda bisa mendapatkannya di toko bangunan. Bilang aja “plastik cor transparan”, mereka pasti paham. Di daerah saya harganya kisaran Rp7.500 per meter.

Untuk 1 lubang tanam, dibutuhkan sekitar 3-5 meter. Kemudian, plastik harus dibelah dua menggunakan gunting/pisau supaya lebarnya menjadi 2 meter.

Petunjuk teknis solarisasi tanah:

Langkah pertama, sebarkan tanah hasil galian merata di atas permukaan tanah dengan ketebalan tanah tidak lebih dari 5 cm.

Jika memungkinkan, bagian dasar tanah dialasi plastik, karung bekas, lembaran atap seng, atau semisalnya. Namun jika tidak ada, maka tidak mengapa.

Saya tegaskan kembali, ketebalan tanah tidak boleh lebih dari 5 cm karena poin ini sangat mempengaruhi keberhasilan solarisasi tanah.

Jika lapisan tanah terlalu tebal, maka suhu panas akan sulit mencapai lapisan tanah yang lebih dalam. Alhasil, hanya sebagian lapisan tanah saja yang mencapai suhu tinggi.

Langkah kedua, siramlah seluruh tanah hingga sebasah-basahnya. Tujuannya agar panas matahari bisa merambat merata ke seluruh bagian tanah. Sebab, partikel air memiliki sifat konduksi (menghantar panas).

Alasan lainnya adalah karena ada sebagian spesies cendawan/jamur tanah yang tahan suhu tinggi ketika tanah dalam kondisi kering.

Sedangkan dalam kondisi basah, cendawan tersebut menjadi lemah dan mudah mati. Makanya, tanah perlu dibasahi supaya cendawan yang karakternya seperti itu bisa ikut mati.

Langkah ketiga, tutupi tanah dengan plastik transparan. Kemudian letakkan benda berat seperti batu, bata, kayu atau semisalnya pada pinggiran plastik sebagai penahan supaya plastik tidak bergeser dan tidak diterbangkan angin.

Cara Solarisasi Tanah
(Gambar: Proses solarisasi tanah)

Langkah keempat, biarkan selama 1-2 hari agar seluruh organisme dalam tanah mati terpanggang panas matahari.

Selama 1-2 hari tersebut, cuacanya harus panas. Apabila mendung atau hujan, maka durasinya harus diperpanjang hingga bertemu cuaca cerah dan panas.

Oya, jika anda penasaran suhu tanahnya bisa sepanas apa, pada pertengahan siang saat matahari sedang terik-teriknya, silahkan masukkan telapak tangan anda ke dalam plastik dan setuhlah permukaan tanahnya. 😀

Langkah kelima, setelah proses solarisasi selesai, buka kembali plastik dan tanah sudah siap digunakan.

Mungkin anda bertanya:

Mengapa harus menggunakan plastik? Mengapa tanah tidak dijemur hingga sekering-keringnya saja tanpa ditutupi plastik.

Tujuan tanah ditutupi plastik adalah supaya panas matahari menembus plastik dan merambat ke tanah, kemudian udara panas di area tanah terperangkap atau tidak menguap lagi ke udara karena tertahan plastik.

Silahkan anda coba sendiri menjemur tanah tanpa ditutupi plastik. Bisa dipastikan suhu tanah tidak akan pernah melebihi 60°C, hanya berada di kisaran 30°C bahkan kurang.

Lalu, mengapa harus menggunakan plastik jenis PE atau Polietilena?

Alasannya karena plastik jenis ini tergolong awet dan tahan panas. Sehingga, anda bisa menggunakannya berulang kali, sangat hemat biaya.

Langkah 3: Menambahkan Kompos Atau Pupuk Kandang

Campurkan tanah hasil galian yang telah disterilisasi tadi dengan 1 karung pupuk kompos/kandang.

Ukuran karung kompos yang saya maksud adalah karung beras antara 25-50 kg. Semampunya anda aja, yang penting jangan kurang dari 25 kg.

Prinsipnya, makin banyak kompos yang dimasukkan, semakin bagus pertumbuhan pohon di kemudian hari.

Terakhir, masukkan kembali tanah hasil galian yang telah dicampur kompos tersebut ke dalam lubang tanam hingga penuh.

Catatan:

Jika anda menggunakan pupuk kandang, maka pupuk kandang tersebut harus difermentasi terlebih dahulu sampai menjadi kompos 100%.

Ciri-cirinya adalah warna, tekstur dan aroma pupuk kandang sudah berubah mirip seperti tanah.

Cara fermentasi pupuk kandang silahkan anda cari di google.

Pupuk kandang yang sudah difermentasi
(Gambar: Contoh pupuk kandang yang telah difermentasi sempurna)

Jika belum difermentasi sempurna, pupuk kandang akan menjadi masalah panjang di kemudian hari.

Sebab, bahan ini mengandung banyak bibit hama & penyakit serta gas beracun yang berbahaya bagi tanaman.

Sedangkan tujuan fermentasi adalah mematikan semua bibit hama & penyakit serta menghilangkan seluruh gas beracun yang terkandung dalam pupuk kandang.

Mengapa harus menambahkan pupuk kompos/kandang?

Alasannya, karena bahan ini memiliki banyak manfaat di antaranya:

  • memperbaiki tekstur tanah menjadi lebih gembur dan remah
  • meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah tidak mudah kering
  • memperkaya keanekaragaman mikroorganisme tanah bermanfaat
  • menyediakan unsur hara dan berbagai jenis hormon pertumbuhan bagi tanaman
  • dan masih banyak lagi…

Langkah 4: Menambahkan Kapur Dolomit (Bila Perlu)

Selain kompos, anda juga perlu menambahkan kapur dolomit sebanyak 0,5 – 1 kg ke dalam tanah.

Cara aplikasinya bisa dicampur dan diaduk bersamaan saat menambahkan pupuk kompos tadi atau bisa juga ditabur merata di atas tanah setelah tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang.

Kapur dolomit sangat berguna untuk menaikkan pH tanah supaya mendekati netral. Hal itu mengingat sebagian besar tanah di Indonesia memiliki pH yang rendah atau asam.

Kapur Dolomit
(Gambar: Kapur dolomit)

Namun tidak berlaku apabila pH tanah di lahan anda sudah dalam kondisi netral.

Pemberian kapur dolomit pada tanah ber-pH netral beresiko menaikkan level pH menjadi keluar dari batas netral, yang justru akan mengganggu pertumbuhan tanaman.

Untuk itu, sangat disarankan anda memiliki alat pH Meter untuk mengukur level pH tanah di kebun anda secara akurat.

Mengapa pH tanah harus cenderung netral?

Jawaban singkatnya, ketika pH tanah jauh dari level netral, baik asam maupun basa/alkali, maka mayoritas unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan tanaman akan terikat oleh unsur kimiawi dalam tanah, sehingga tanaman tidak bisa menyerap unsur hara tersebut.

Pengaruh pH Tanah Terhadap Kandungan Unsur Hara Dalam Tanah
(Tabel: Pengaruh pH tanah terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah. Sumber: University of California)

Dengan kata lain, tanaman tidak bisa makan dan akhirnya kelaparan.

Jika kondisi tersebut berlangsung lama, maka tanaman bisa mati kelaparan.

Di samping itu, pH tanah yang tidak netral juga akan membunuh sebagian besar organisme tanah bermanfaat, baik dari golongan bakteri, cendawan, hingga cacing.

Level pH tanah terbaik adalah kisaran 6-7.

Pengaruh pH Tanah Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Tanah
(Gambar: Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan mikroorganisme tanah. Sumber: Washington State University)

Saya rasa itu penjelasan yang paling ringkas dan sederhana.

Baik, sekarang kita lanjut ke langkah terakhir yaitu melindungi tanaman dari serangan hama & penyakit akar.

Langkah 5: Menambahkan Mikroorganisme Penangkal Hama & Penyakit

Seiring berjalannya waktu, area lubang tanam suatu saat akan didatangi berbagai macam hama & jamur penyebab penyakit yang ingin bersarang dan berkembang-biak di sana.

Kita tidak pernah tahu hama & jamur apa yang akan datang dan kapan mereka datang. Semua itu berada di luar kendali kita.

Biasanya, kita baru menyadari kehadiran mereka setelah mereka bersarang dan memiliki populasi besar di dalam lubang tanam, sehingga dampaknya terlihat ketika hama & jamur tersebut merusak perakaran tanaman dengan ditandai munculnya gejala seperti:

  • daun dan pucuk muda mendadak menguning, layu, bahkan mengering
  • pangkal batang tiba-tiba membusuk
  • pohon mendadak mati
  • dan gejala lainnya…

Sayangnya, ketika gejala-gejala tersebut muncul, semua telah terlambat.

Dalam artian, perakaran pohon sudah dirusak oleh mereka, sehingga sulit untuk menyembuhkannya.

Jangan khawatir!

Anda bisa menghindarinya dengan mudah dan cepat.

Caranya adalah dengan menambahkan beberapa mikroorganisme penangkal hama & penyakit ke dalam lubang tanam.

Produk yang perlu anda siapkan adalah:

  1. Anfush
  2. Metarizep

Anfush adalah produk biofungisida yang mengandung 2 jenis cendawan antagonis yaitu Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. yang berguna untuk membunuh berbagai jenis cendawan atau jamur patogen penyebab penyakit pada tanaman.

Metarizep adalah produk bioinsektisida yang mengandung 2 jenis cendawan antagonis bernama Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana yang berperan membunuh puluhan bahkan ratusan jenis hama pengganggu tanaman seperti semut, rayap, uret, ulat, belalang, kumbang dan seterusnya.

Metarizep
(Gambar: Bioinsektisida Metarizep)
Anfush
(Gambar: Biofungisida Anfush)

Dengan menambahkan kedua produk di atas, InsyaAllah tanaman anda akan terlindung 24 jam sepanjang hari dari serangan serangga dan jamur perusak akar tanaman.

Dosis dan cara aplikasi:

  • Benamkan 10 gram Anfush ke dalam area perakaran tanaman.
  • 1 gram Metarizep dilarutkan ke dalam 1 liter air, lalu diamkan dulu selama 6-12 jam untuk mengaktifkan cendawan di dalamnya. Setelah itu siramkan ke lubang tanam.

Waktu aplikasi:

  • Anfush dan Metarizep bisa diaplikasikan sebelum atau sesudah penanaman pohon ke lubang tanam. Namun keduanya tidak boleh diberikan bersamaan, harus ada jeda minimal 3 hari supaya cendawan dari masing-masing produk tidak saling berbenturan.
  • Aplikasi Anfush perlu diulang sebanyak 2-3 kali setiap sebulan sekali sesuai petunjuk yang terlampir di kemasan produk. Kemudian diulang kembali pada tahun berikutnya dengan aturan yang sama.
  • Aplikasi Metarizep perlu diulang setiap 2 bulan sekali sesuai petunjuk di kemasan produk.

(!) Peringatan:

  • Dilarang keras memasukkan pestisida kimia apapun ke dalam lubang tanam, karena bisa membunuh cendawan dari Anfush dan Metarizep.

Apa selanjutnya?

Sekarang anda telah menguasai teknis membuat lubang tanam yang baik dan benar.

Sayangnya, tugas anda belum selesai.

Setelah ini anda harus mempelajari teknis budidaya pohon buah yang ingin anda tanam. Karena setiap jenis pohon, memiliki cara pemeliharaannya sendiri.

Akan sangat berbeda cara merawat pohon anggur dengan pohon alpukat, pohon durian dengan pohon mangga, dan seterusnya.

Namun, jika anda mengikuti langkah-langkah pengolahan lubang tanam di atas, InsyaAllah pohon buah apapun yang anda tanam ke lubang tanam tersebut, perawatannya kedepan akan jauh lebih mudah.

Karena anda telah membangun media tumbuh yang sehat, subur dan kaya organisme bermanfaat.

Ketiga hal tersebut sangat penting.

Sebab, inti dari perawatan lanjutan pasca tanam adalah pengendalian hama-penyakit dan penyediaan unsur hara tanaman.

Ketika tanah sudah sehat, maka 90% masalah calon hama-penyakit bisa teratasi. Sedangkan 10% sisanya tinggal dibasmi dengan pestisida organik ketika serangan terjadi.

Begitu juga ketika tanah dalam kondisi subur dan kaya organisme bermanfaat, maka 50% unsur hara akan disediakan gratis dan berkesinambungan oleh makhluk-makhluk kecil tersebut.

Kedepannya, kita hanya perlu menambahkan pupuk organik (untuk sumber makanan organisme tanah) dan sedikit pupuk kimia (sebagai nutrisi tambahan tanaman).

Berbeda sekali dengan cara budidaya pohon buah pada umumnya yang mengharuskan kita untuk menggunakan pestisida dan pupuk kimia dalam jumlah besar.

Oke, itu saja yang bisa saya share dalam kesempatan ini. Semoga bermanfaat.

Terimakasih dan salam berkebun… 😀

25 thoughts on “Pedoman Teknis Mengolah Lubang Tanam ‘Standar Pakar’”

  1. salam kenal.pak Harris
    saya mempunyai beberapa pohon mangga.manalagi usia 10th. tidak produktif
    apa yang dapat dilakukan
    terima kasih

  2. Assalamualaikum,saya mau menanam kelengkeng,apakah,sama prosedur nya seperti artikel di atas?,dan bagus nya kalo pupuk yg di bawah tanah itu di kasih apa aja

  3. Assalamualiakum pak
    Sya nanam anggur masih tunas ukuran 15 cm dengan lebar lubang 30 dan tinggu 30 cm. apakah aman untuk langsung kena matahari sepanjang hari?

  4. Assalamualaikum pak Haris,,
    Di daerah saya tanah bagian atas itu tanah liat, dan jika di gali -+50 – 80cm udh ketemu tanah cadas (itu bahasa disini) mungkin Wadas atau lain nya, sejenis batu lunak berwarna putih. Tahan bagian atas (tanah liat) jika terkena air sangat lengket. Apa campuran yg tepat agar tanah jadi gembur ya pak? Dan apakah masih bisa utk tanaman anggur?
    Terimakasih

  5. Aswrwb.pak sy buta pertanian.seminggu lalu saya sdh membuat lobang galian 100x100x100. Lobang bawah saya beri kompos kambing saya lapis dg dolomit atau kabur. Kemudian tanah galian saya campur dgn sekam 5kg.npk 2 piring. Petorganik 3 piring.dolomit 3 piring lalu diaduk rata.dan dimasukan kembali kedalam lubang kemudian saya aliri air. krn sdh hujan tdk saya aliri lagi. Rencana 3 minggu lagi akan saya tanami Durian musangking dan mintong.
    Mhn petunjuk dan arahan apa yg sy lakukan sdh benar atau salah.Trimakasih Wasalammualaikum wrwb.

  6. Ass.. selamet pagi, semoga pa haris dan sekeluarga dilindungi allah swt diberi kesehatan dan keberkahan….amiin,
    Sy mau nanya ngukur ph tanah pohon anggur tanah yg diukur tiap sudut + tengah pekarangan atau media tanam campuran kompos, pasir dan tanah?

    1. Semoga Pak Erwan dan sekeluarga juga selalu Allah Ta’ala beri perlindungan, kesehatan dan keberkahan pak. Amiinnn….

      Tanah tiap sudut dan tengah pekarangan pak.

    1. Tanah lapisan bawah jangan dicampur pupuk kandang, karena pada lubang area bawah umumnya minim oksigen. Hal tersebut akan menyebabkan pupuk kandang sulit dan lama terurai.

      Di samping itu, mengapa hanya lapisan atas yg dicampur pupuk kandang, karena nantinya unsur hara dari tanah lapisan atas akan larut turun ke tanah lapisan bawah (terbawa oleh resapan air hujan/siraman). Terimakasih

  7. Ogi Martadinata

    assalamualaikum pak haris, saya seorang pemula yg mau menanam alpukat skala perkrbunan kecil, ketinggian lahan saya 376 mdpl. jenis alpukat apa yg cocok untuk daerah tersebut, terima kasih.

    1. Wa’alaikumsalam Pak Ogi… Utk dataran rendah umumnya bisa tanam alpukat varietas MENTEGA dan ALLIGATOR pak. Terimakasih

  8. Ass…met siang pa Haris…
    Bibit anggur dari btg stek yg sy beli dan sy terima tgl 18 oktober 2018, skrg sudah tumbuh kr2 20 cm di pot. Apakah sdh cukup umur apbla sy pindah tanam ke lahan.. dan bgmn caranya ? Trm ksh

    1. Pindah ke lahan setelah tinggi minimal 50 cm pak… Dan sangat disarankan pindahnya di awal musim KEMARAU…

      Karena kalo musim hujan, resiko serangan penyakit cukup tinggi, kalo tanamannya gak kuat bisa mati… karena tanaman masih terlalu muda…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Maaf, seluruh konten di website ini tidak bisa Anda copy!

Scroll to Top