Pro-Kontra Menanam Grounding

Kelebihan Menanam Anggur Grounding

1. Produktifitas tinggi

Satu pohon anggur yang ditanam grounded dengan rambatan model para-para, mampu menghasilkan ratusan dompol buah anggur dalam sekali panen pada usia di atas 1,5 tahun.

Semakin luas para-para dan semakin berumur pohon anggurnya, maka kuantitas panen semakin tinggi. Namun untuk mendapatkan kualitas buah yang baik, kuantitas buah harus dibatasi. Sebab, ada sebuah kaedah dalam pertanian anggur yaitu; “Semakin tinggi kuantitas buah, maka semakin rendah kualitas buahnya.”

2. Frekuensi penyiraman rendah

Pohon anggur dewasa atau di atas 1 tahun, biasanya sudah memiliki perakaran yang dalam dan luas. Sehingga, pohon mampu menyerap air dari dalam tanah secara mandiri.

Dengan begitu, penyiraman bisa dilakukan lebih jarang, misal seminggu sekali atau beberapa minggu sekali, tergantung volume dan kedalaman air tanah di lokasi tanam.

Bahkan, tak jarang saya temukan pohon anggur yang tidak pernah disiram sama sekali sepanjang hidupnya, hanya mengandalkan air tanah dan hujan.

Namun ini sangat relatif. Pada lahan yang letak air tanahnya terlalu dalam, sehingga kurang mampu dijangkau oleh perakaran pohon anggur, maka penyiraman harus dilakukan lebih sering, misal 2 kali seminggu.

Jadi, sesuaikan saja dengan kondisi lahan di tempat Anda.

3. Frekuensi pemupukan rendah

Kita bisa memberikan pupuk organik maupun kimia dalam jumlah besar dalam sekali pemupukan. Asalkan pupuk diletakkan jauh dari batang pohon, misalnya 0,5 – 1 meter. Sehingga, pupuk tidak langsung bersentuhan dengan area utama perakaran pohon dan kandungan unsur hara dari pupuk juga tidak terkonsentrasi pada area tersebut.

Dengan pemberian dosis besar dalam sekali pemupukan, maka frekuensi pemupukan bisa dilakukan lebih jarang, misal setiap 1-4 bulan sekali, tergantung dosis dan jenis pupuk yang digunakan. Ada pupuk tipe fast release (cepat terurai) dan slow release (lambat terurai).

Menggunakan pupuk tipe fast release mengharuskan kita melakukan pemupukan lebih sering, misal 1-2 bulan sekali. Sedangkan penggunaan pupuk tipe slow release bisa memperjarang frekuensi pemupukan menjadi 3-4 bulan sekali.

4. Kapasitas tumbuh lebih luas

Jika Anda menggunakan rambatan model para-para, maka satu pohon anggur mampu menutupi para-para seluas 5×5 meter bahkan lebih. Meskipun proses sampai seluruh bagian para-para tersebut tertutup memerlukan waktu cukup lama, mungkin lebih dari 3 tahun.

Semakin luas pertumbuhan pohon, maka semakin tinggi potensi buah yang mampu dihasilkan pohon setiap panennya. Sehingga, apabila Anda hanya ingin menanam satu pohon anggur, namun tetap menghasilkan panen melimpah, maka menanam grounding adalah pilihan terbaik.

5. Tahan lama

Pada pembahasan yang lalu saya sudah menyinggung usia pohon anggur bisa mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Dengan kata lain, pohon ini bisa Anda wariskan ke keluarga Anda sebagai aset jangka panjang untuk sedekah jariyah. Masih ingat kan pembahasan tentang masalah ini?

Berbeda dengan pohon anggur yang ditanam dalam pot. Meskipun umurnya juga bisa sampai puluhan tahun. Namun ketika berpindah tangan dari Anda ke keluarga Anda, belum tentu mereka siap merawatnya dengan baik seperti Anda. Sementara, pohon anggur dalam pot menuntut perawatan kontinyu seperti penyiraman setiap hari dan pemupukan beberapa minggu atau bulan sekali.

Adapun pohon grounded, mamput bertahan hidup meskipun tanpa penyiraman dan pemupukan sama sekali. Walaupun nantinya hasil panen tidak akan sebaik pohon yang dirawat secara rutin. Namun setidaknya, pohon bisa berumur panjang dan rajin menghasilkan buah sekalipun dengan perawatan yang minim.

Asalkan, Anda mengajarkan mereka cara pemangkasan yang benar, supaya pohon bisa berbuah. Jangan berharap pohon berbuah mandiri tanpa pemangkasan terlebih dahulu.

Kekurangan Menanam Anggur Grounding

1. Perlu budget lebih besar

Ukuran pohon yang besar menuntut Anda untuk menggunakan pupuk dan pestisida baik organik ataupun kimia dalam jumlah berkali-kali lebih banyak dibandingkan pohon dalam pot.

Secara otomatis, biaya yang harus Anda keluarkan untuk membeli produk-produk tersebut juga menjadi lebih besar.

2. Tidak cocok untuk kawasan rawan banjir

Untuk kawasan yang sering banjir dan genangan air bisa berlangsung lama hingga lebih dari 3 hari misalnya, maka sangat tidak direkomendasikan menanam anggur grounding. Sebab, tanaman ini kurang mampu bertahan pada tanah dengan kandungan air berlebih yang berlangsung lama.

Meskipun banjir surut dalam 3 hari, amun kandungan air di dalam tanah biasanya akan tetap tinggi selama beberapa hari atau minggu kedepan.

Pada kondisi tersebut, perakaran pohon anggur yang masih muda akan membusuk, kemudian pembusukan merambat hingga ke akar-akar tua. Jika kandungan air tanah masih terlampau tinggi dalam waktu lama, maka pohon akan mati akibat seluruh akar telah membusuk.

Atau sekalipun tidak menyebabkan pohon mati, karena mungkin hanya 50% akar yang membusuk, namun pertumbuhan pohon akan sangat terganggu dan biasanya menjadi stagnan / macet selama beberapa pekan atau bulan.

3. Pembuahan pada musim hujan beresiko tinggi

Salah satu pantangan pohon anggur adalah tidak boleh mendapatkan terlalu banyak air selama masa berbuah. Sebab, pasokan air berlebih akan menyebabkan buah mengalami crack atau pecah-pecah dan rontok.

Pada musim hujan, kandungan air tanah akan sangat tinggi dan hampir tidak ada solusi untuk itu. Sekalipun Anda melindungi pohon menggunakan atap transparan misalnya, tetap saja bagian dalam tanah di bawah atap akan mengandung air dalam jumlah besar. Karena kita tahu, bahwa air tanah meskipun berada di dalam tanah, namun ia akan selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui pori-pori dan celah-celah yang berada di kedalaman tanah.

Sebetulnya ada solusi untuk menyiasati masalah ini. Tetapi solusi tersebut kurang cocok untuk berkebun anggur di pekarangan rumah. Sebab, ia memerlukan lahan yang cukup luas. Di samping itu, budget yang dibutuhkan juga tidaklah sedikit.

4. Frekuensi pembuahan lebih rendah

Resiko pembuahan di musim hujan yang tinggi tersebut, menyebabkan pembuahan pohon anggur grounded hanya ideal dilakukan pada musim kemarau.

Alhasil, frekuensi pembuahan dalam setahun menjadi lebih sedikit, yakni 1-2 kali setahun. Bahkan kebanyakan, hanya bisa 1 kali saja dalam setahun.

5. Harus ditanam jauh dari sumber & aliran air

Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa pantangan pohon anggur yang sedang berbuah adalah tidak boleh mendapat pasokan air berlebih.

Atas dasar itu, maka Anda tidak boleh menanam pohon anggur grounding di lokasi yang terlalu dekat dengan sumber dan aliran air seperti; kolam tanah, sumur pendek, sungai, parit / selokan yang hampir setiap hari mengalirkan air, dan semisalnya.

Jika pohon anggur Anda terlalu dekat dengan sumber dan aliran air tersebut, maka tentu saja pohon akan mendapatkan pasokan air berlebih sepanjang hidupnya. Tidak peduli musim kemarau ataupun hujan. Kondisi ini sangat tidak kondusif bagi pohon anggur yang sedang berbuah.

Sementara, hanya itu daftar kelebihan dan kekurangan dari menanam anggur grounding (di tanah langsung) yang saya tahu.

Namun yang jelas, tidak semua orang tertarik menanam anggur di pot. Dan tidak semua orang juga suka menanam anggur di tanah langsung.