Pantangan Pohon Anggur


Pohon jambu air paling pantang mendapatkan banyak air selama berbuah, karena bikin buah-buah pada rontok.

Pohon mangga paling enggak bisa terlalu mepet dengan sumber air (kolam tanah, sungai, dsb), karena bikin pohon susah berbuah.

Pohon kopi tidak boleh terkena paparan sinar matahari terlalu kuat, karena bikin produktifitasnya drop.

Setiap jenis tanaman akan memiliki pantangannya masing-masing.

Jika pantangannya tidak kita hindari, maka bisa menyebabkan pertumbuhan pohon terganggu, menurunkan hasil panen, bahkan mungkin hingga menyebabkan kematian.

Lalu bagaimana dengan pohon anggur, apa saja pantangan pohon ini?

Berikut ulasannya.

1. Sering Kehujanan

Pada bab yang lalu, saya sudah menjelaskan; salah satu musuh utama tanaman anggur di Indonesia adalah serangan penyakit jamur, yakni jamur Downy Mildew (Embun Bulu) dan Leaf Rust (Karat Daun).

Setidaknya ada 3 kondisi yang apabila ketiganya bertemu pada waktu bersamaan, maka penyakit jamur akan tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Ketiga kondisi tersebut adalah:

  1. Kelembaban udara tinggi, melebihi 80%.
  2. Suhu udara hangat, antara 25 – 35˚C.
  3. Permukaan daun dan batang tanaman ber-pH asam, kurang dari level 6.0.

Di Indonesia, terutama musim hujan, ketiga kondisi di atas sangat sulit dihindari.

Hampir setiap waktu, Anda akan temukan ketiga kondisi tersebut terjadi di pekarangan rumah Anda.

Air hujan seringkali telah bercampur dengan polusi udara yang bertebaran di langit. Entah polusi dari cerobong asap pabrik, knalpot kendaraan bermotor, asap pembakaran sampah, dan lain sebagainya.

Polusi udara tersebut menyebabkan pH pada air hujan cenderung asam, atau yang kita sering menyebutnya “hujan asam”.

Alhasil, permukaan daun dan batang tanaman yang terbasahi oleh air hujan asam tersebut akan ikut menjadi asam.

Maka lengkaplah sudah; udara lembab dan hangat, disertai permukaan daun dan batang tanaman ber-pH asam, menjadi media hidup favorit bagi penyakit jamur untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat dan meluas.

Perlu Anda ketahui, bahwa kecepatan tumbuh-kembang mikroba jamur sangat mirip seperti bakteri; populasi mereka mampu bertambah puluhan hingga ratusan kali lipat hanya dalam hitungan jam.

Bisa kebayang kan, betapa cepatnya pertumbuhan mereka.

Dan silakan Anda bayangkan juga, betapa lelahnya Anda mengobati tanaman anggur dari serangan mereka! 😭

Maka dari itu, sebisa mungkin pohon anggur Anda tidak terpapar air hujan. Cara paling mudah adalah dengan memberikan atap transparan.

Cara ini sudah umum diterapkan oleh ratusan bahkan ribuan penghobi anggur di Indonesia.

Jadi, Anda tidak sendirian. 😉

2. Udara Terlalu Lembab

Melanjutkan 3 kondisi pemicu perkembangan penyakit jamur sebelumnya, kelembaban udara tinggi ternyata bisa terjadi di musim hujan maupun kemarau, lho.

“Kalo musim hujan wajar udara sangat lembab. Tapi di musim kemarau gimana ceritanya udara bisa terlalu lembab, kan cuacanya bener-bener panas?” Mungkin Anda bertanya begitu.

Jawabannya:

Selama ini kita sering dengar ada istilah; “kemarau kering” dan “kemarau basah”.

Kemarau basah artinya periode musim kemarau yang di dalamnya masih didapati curah hujan tinggi, namun tidak setinggi musim hujan.

Jadi, kondisi selama kemarau basah bisa dikatakan mirip-mirip seperti musim hujan, yakni beresiko memicu serangan penyakit jamur secara signifikan.

Selain akibat kemarau basah, kelembaban udara tinggi juga bisa disebabkan faktor lain, lho. 😏

Salah satunya akibat; jarak tanam yang terlalu rapat antar pohon anggur, atau antara pohon anggur dengan tanaman lain.

Sehingga, menyebabkan sirkulasi udara di sekeliling pohon menjadi tidak lancar, serta paparan sinar matahari juga menjadi kurang merata.

Oleh karena itu, pastikan pohon anggur Anda, terutama area rambatannya, memiliki jarak yang cukup longgar antara pohon satu dengan lainnya.

Jangan sampai terlalu dekat, apalagi saling tumpang-tindih antar percabangan pohon satu dengan lainnya, maupun antar cabang satu dengan lainnya dalam satu pohon.

3. Tanah Terlalu Basah

Lebih dari 70% kematian pohon anggur di usia muda – kurang dari 6 bulan setelah tanam – adalah disebabkan kelembaban tanah berlebih.

Hal tersebut bisa dipicu oleh:

  • Penyiraman terlalu sering, tanpa mempertimbangkan apakah tanah masih lembab atau sudah kering.
  • Tanah sering terpapar air hujan secara langsung maupun tidak langsung.
  • Tanah memiliki kemampuan drainase (porousitas) yang buruk.

Untuk mencegah kelembaban tanah berlebih, Anda perlu menghindari ketiga pemicu di atas semaksimal mungkin selama pohon masih muda.

Lakukan penyiraman di waktu yang tepat, jangan asal siram sementara tanah masih sangat lembab.

Minimalkan dari paparan air hujan secara langsung maupun tidak langsung – air hujan mengalir dari tempat lain ke lokasi tanam pohon anggur.

Terapkan teknis pengolahan tanah atau media tanam pot yang benar, supaya kemampuan drainasenya optimal.

Setelah dewasa, biasanya pohon anggur lebih tahan terhadap kelembaban tanah berlebih untuk periode waktu tertentu. Namun jika terlalu lama, tetap saja pohon akan mengalami masalah pertumbuhan, seperti busuk akar misalnya.

Dan jika terus dibiarkan, pohon bisa mati akibat seluruh akar telah membusuk.

4. Kekurangan Sinar Matahari

Pohon anggur membutuhkan paparan sinar matahari langsung sekitar 8 jam sehari, atau minimal 6 jam sehari untuk bisa tumbuh dan berbuah produktif.

Bagaimana jika kurang dari itu?

Berdasarkan pengalaman, pohon masih bisa tumbuh normal ketika mendapat paparan 4 jam sehari, dengan catatan; empat jam tersebut berlangsung antara jam 9 pagi sampai 3 sore.

Sebab, puncak terik sinar matahari berada pada rentang waktu tersebut.

Sedangkan untuk paparan kurang dari 4 jam, pertumbuhan pohon anggur akan sangat terganggu, bahkan bisa memicu kematian.

Namun proses sampai terjadi kematian tersebut enggak singkat, ya. Bukan berarti sebulan kekurangan sinar matahari, kemudian pohon mendadak mati.

Tidak begitu.

Biasanya setelah berbulan-bulan pohon dibiarkan kekurangan sinar matahari, barulah pohon beresiko mati.

5. Pupuk Bernitrogen Tinggi

Entah pupuk organik maupun kimia, kalau ia mengandung unsur hara Nitrogen tinggi, maka harus Anda hindari sebisa mungkin.

Terutama pada pohon anggur yang telah memasuki usia produktif.

Sebab, unsur hara Nitrogen dalam jumlah besar dapat menyebabkan produktifitas pohon anggur menyusut drastis.

Berdasarkan sumber yang saya baca, bahkan pupuk berkandungan nitrogen tinggi sangat dibenci oleh sebagian besar petani anggur di Amerika dan Eropa.

Namun sebetulnya, tidak hanya pohon dewasa saja, pupuk berkandungan Nitrogen tinggi juga menurut saya perlu diminimalisir pada pohon anggur muda sekalipun.

Mengapa?

Karena ia bisa menyebabkan pohon anggur tumbuh terlalu vigor atau terlalu cepat.

Kondisi tersebut mungkin menurut sebagian orang dipandang bagus, menandakan pohon tumbuh sangat subur.

Faktanya tidak demikian, lho. 😞

Berdasarkan sumber lain, mengatakan bahwa pohon anggur – baik pohon muda maupun dewasa – yang mendapatkan unsur hara Nitrogen berlebih, akan menimbulkan berbagai masalah pertumbuhan.

Di antaranya:

  • Pohon menjadi sangat lemah terhadap serangan hama dan penyakit.
  • Batang menjadi kurus dan berbentuk pipih / gepeng, dengan jarak antar ruas rata-rata melebihi 12cm – kondisi ini yang menyebabkan pohon anggur tidak produktif ketika berbuah.
  • Pohon memiliki perakaran yang lemah, akibat pertumbuhan antara organ atas (batang dan daun) dengan akar tidak seimbang – Nitrogen memacu organ atas tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan akar.

secara terus-menerus akan menyebabkan pohon tumbuh terlalu cepat dengan ditandai daun-daun berukuran sangat lebar dan batang berbentuk pipih / gepeng dengan jarak antar ruas batang yang jauh (rata-rata lebih dari 12cm).

Bagi pemula, mungkin agak pusing memahami pantangan bagian kelima ini. 😁

Kabar baiknya, Anda enggak perlu repot-repot memahaminya – kalo Anda keberatan memahaminya -, karena di dalam e-book ini saya sudah menyusun panduan teknis pemupukan yang ideal.

Sehingga, kemungkinan pohon anggur Anda mengalami kelebihan unsur hara Nitrogen menjadi sangat kecil.