Pemeliharaan Pohon Produktif


Coba Anda renungkan kembali.

Sejak panen pembuahan pertama, siklus hidup pohon anggur Anda akan menjadi:

Istirahat pasca panen 2 minggu, lalu pembuahan kedua, kemudian panen dan istirahat kembali 2 minggu, lanjut pembuahan ketiga dan seterusnya, berputar seperti itu dari tahun ke tahun.

Kecuali, pohon anggur Anda kurang mendapatkan perhatian Anda, sehingga pohon sering sakit diserang hama atau penyakit.

Pohon anggur yang sedang sakit, tidak boleh dibuahkan, karena resiko gagal panen cukup besar.

Jadi, misalnya setelah selesai panen dan pohon Anda istirahatkan selama 2 minggu tanpa melakukan kontrol kesehatan pohon.

Dan ternyata di akhir masa istirahat pohon diserang hama atau penyakit, maka pembuahan harus ditunda untuk pengobatan terlebih dahulu sampai sembuh.

Nah, di sini siklus hidup pohon anggur Anda akan berantakan.

Jadi, upayakan pengendalian hama dan penyakit seoptimal mungkin, supaya pohon anggur Anda bisa terus berbuah dan berbuah, tanpa dihentikan oleh masalah di atas.

Kebutuhan Pohon Di Usia Produktif

Pohon anggur akan memasuki fase produktif berbuah pada usia 3 tahun sejak penanaman ke lahan.

Itu jika pohon tidak sering sakit.

Tapi kalo sering sakit, maka bisa telat setahun atau lebih, tergantung seberapa sering dan lama pohon tersebut sakit.

Ketika pohon sudah masuk usia produktif, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, terutama dalam hal pemupukan.

Semakin besar ukuran pohon, maka semakin tinggi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pohon tersebut.

Maka, Anda perlu meningkatkan dosis pemupukan secara bertahap dari tahun ke tahun, menyesuaikan dengan ukuran pohon.

Jadi, patokannya bukan usia pohon ya, tetapi luas percabangan pohon.

Logikanya:

Pohon usia 10 tahun yang percabangannya dibatasi seluas 10m2, dengan pohon usia 4 tahun tapi luas percabangannya mencapai 20m2, menurut Anda pohon mana yang kebutuhan nutrisinya lebih banyak?

Jawabannya pasti pohon kedua, bukan!? 😏

Tak hanya nutrisi, kebutuhan air juga menjadi lebih besar.

Sehingga, penyiraman pun harus lebih banyak dan lebih sering dari sebelumnya.

Lalu, berapa banyak peningkatan dosis pupuk dan penyiraman yang tepat?

Ini jawabannya.

Peningkatan Dosis Pupuk & Penyiraman

Sebelum pohon memasuki usia produktif, saya menyarankan Anda memberikan pupuk dengan dosis sebagai berikut:

  1. Pupuk kandang= 1 karung (ukuran karung beras 25kg)
  2. Kapur dolomit= 0,5 kg
  3. Pupuk MKP= 2 gram/liter air
  4. Pupuk NPK Mutiara Professional (9-25-25)= 100 gram

Adapun ketika pohon sudah masuk usia produktif, maka dosis pupuk perlu ditingkatkan menjadi:

  1. Pupuk kandang= 1,5 – 2 karung (ukuran karung beras 25kg)
  2. Kapur dolomit= 1-3 kg
  3. Pupuk MKP= 3-4 gram/liter air
  4. Pupuk NPK Mutiara Professional (9-25-25)= 200-500 gram

Perlu dicatat, bahwa untuk sampai ke batas dosis maksimum, harus bertahap selama beberapa tahun.

Jangan baru awal masuk usia produktif, langsung Anda gunakan dosis maksimum.

Yang ada, pohon bakal overdosis pupuk.

Selain itu, kalo setelah dosis pupuk ditingkatkan, ternyata ada gejala overdosis pupuk, maka pada pemupukan selanjutnya kembali ke dosis yang lebih rendah.

Misal nih, pohon udah masuk umur 3 tahun, terus dosis pupuk MKP Anda naikin jadi 3 gram/liter air.

Eehhh beberapa hari kemudian daun pada gosong atau kering, maka itu menandakan pohon belum siap menerima dosis lebih tinggi.

Maka yang harus Anda lakukan adalah kembali ke dosis awal (2 gram/liter air) pada pemupukan selanjutnya.

Anda bisa coba naikin kembali dosisnya pada pembuahan berikutnya atau setahun kemudian, terserah Anda.

Yang jelas, kalo masih terjadi overdosis, Anda harus mengikuti aturan di atas – kembali ke dosis lebih rendah.

Dan saya tegaskan kembali ya; patokan peningkatan dosis pupuk tidak berdasarkan usia pohon, tetapi menyesuaikan luas percabangan pohon.

Oke, sampai di sini sudah jelas, ya. 😉

Lalu, gimana dengan penyiraman?

Kalo ini cara paling gampangnya; lakukan pengukuran kelembaban tanah mengikuti metode yang sudah saya bahas pada bab lalu.

Nanti Anda bakal ketemu sendiri kondisi aktual di lapangan; berapa hari kelembaban tanah bertahan sejak penyiraman terakhir.

Sedangkan untuk volume penyiraman, Anda bisa mengikuti volume yang sama seperti sebelumnya (20-30 liter dalam sekali nyiram).

Atau Anda tingkatkan menjadi (30-50 liter sekali nyiram).

Yang jelas, semakin banyak volume penyiraman, maka semakin lama kelembaban tanah bertahan. Dengan kata lain, semakin jarang Anda menyiram dalam sepekan.