Pemeliharaan


Setelah memberikan perlakuan pasca tanam seperti pembahasan bab sebelumnya, langkah berikutnya adalah melakukan pemeliharaan pohon – orang biasa menyebutnya “perawatan pohon” – secara rutin sampai pohon siap dibuahkan pertama kali.

Sebagian langkah teknis di dalam pemeliharaan pohon anggur hanyalah melanjutkan langkah teknis yang sama pada perlakuan pasca tanam.

Dan sebagian lagi, merupakan langkah teknis baru.

Jadi, apa saja yang perlu Anda lakukan?

Ini dia.

1. Penyiraman

Terapkan prinsip: β€œTunda penyiraman apabila tanah masih terasa lembab”.

Artinya, sebelum menyiram pohon anggur, pastikan terlebih dulu apakah tanahnya sudah kering atau masih lembab. Jika terasa lembab, maka tunda penyiraman sampai tanah menunjukkan tanda kekeringan.

Cara mudah mengukur kelembaban tanah (lakukan pada pagi hari sebelum matahari naik):

  1. Ambil tanah sedalam 10cm, kemudian kepal dengan telapak tangan sampai memadat.
  2. Lalu buka telapak tangan. Apabila tanah tetap utuh, artinya tanah masih lembab. Namun jika seketika pecah atau ambyar, berarti tanah sudah kering dan harus segera disiram.

Logikanya, nih; kalo tanah lapisan atas saja masih lembab, lalu apa kabar dengan tanah lapisan bawah?

Pasti lebih lembab lagi, bukan!? 😏

Berikan air sebanyak 20-30 liter dalam sekali penyiraman, menyesuaikan dengan kondisi cuaca saat itu.

Kalau berhari-hari cuaca sering mendung misalnya, maka berikan lebih sedikit air, karena pohon tidak sedang menyerap banyak air.

Semakin panas cuaca, semakin banyak air yang harus diberikan.

2. Pemupukan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa saya tidak menyarankan Anda memberi pupuk apapun sampai pohon siap dibuahkan pertama kali.

Kecuali pupuk hayati.

Anda bisa memberikan pupuk hayati rutin setiap bulan, bahkan seminggu sekali kalo mau.

Tapi itu enggak wajib, ya.

Anda tidak memberikan pupuk hayati juga enggak masalah.

Nah, karena saya sudah berjanji akan berbagi resep membuat pupuk hayati sendiri di rumah menggunakan metode yang mudah, murah, dan cepat, maka saya akan share resepnya di sini.

Resep ini bukan milik saya, ya.

Tapi saya dapatkan dari salah seorang pakar pertanian organik dari Korea Selatan bernama Youngsang Cho.

Melalui bukunya yang mendunia, berjudul JADAM Organic Farming, beliau mengajarkan cara membuat pupuk hayati yang sangat efektif menggemburkan tanah dalam waktu 24 jam, bahkan kurang.

Informasi lebih lanjut tentang JADAM Organic Farming bisa Anda telusuri di Google dan YouTube. Sudah banyak penghobi di Indonesia yang membahas dan menerapkannya di kebun mereka sendiri.

Oke, langsung saja, ini dia resep pupuk hayati ala Youngsang Cho yang ia sebut JMS (JADAM Microorganism Solution).

Alat dan bahan:

  1. Air bersih (jangan air PDAM)= 10 liter
  2. Garam kasar= 10 gram
  3. Kentang rebus= 1 butir
  4. Humus daun= 0,5 gelas air mineral
  5. Wadah air yang memiliki tutup
  6. Kantong kain / sarung tangan / kaos kaki bekas= 2 pcs
  7. Beberapa butir batu kecil

Langkah kerja:

  1. Masukkan air ke dalam wadah dan larutkan garam kasar sampai benar-benar larut.
  2. Masukkan kentang rebus dan humus daun ke dalam 2 kantong kain terpisah. Tambahkan juga batu kecil sebagai pemberat, supaya kedua kantong bisa tenggelam di dalam air. Lalu ikat kencang kedua kantong.
  3. Remas-remas (uleni) kantong kentang rebus di dalam air tadi, sampai kentang hancur dan lembut menjadi bubur, supaya ekstrak kentang rebus larut ke dalam air.
  4. Setelah itu, remas-remas juga kantong humus daun selama beberapa saat, sampai debu-debu halusnya larut ke dalam air.
  5. Selanjutnya, biarkan kedua kantong tenggelam di dalam wadah air. Lalu tutup wadah hingga rapat dan letakkan wadah di tempat yang mendapatkan sinar matahari seharian penuh.
  6. Pupuk hayati telah siap digunakan setelah 15-24 jam kemudian, ditandai dengan munculnya banyak buih/busa pada permukaan air yang membentuk lingkaran seperti bunga teratai atau seperti pizza.
  7. Setelah tanda tersebut muncul, maka pupuk harus segera diaplikasikan ke tanah. Karena sejak saat itu, buih/busa akan mulai menghilang dalam beberapa jam kemudian, yang menandakan sebagian besar mikroba mati – akibat keracunan oleh kotoran mereka sendiri. Jika sudah begitu, maka tidak berfungsi lagi sebagai pupuk hayati.

Keterangan:

Humus daun adalah tanah hasil pelapukan dedaunan kering secara alami yang banyak dijumpai pada lapisan dasar tumpukan sampah daun kering.

Anda juga bisa menggunakan humus daun yang ada di bawah pohon bambu, di bawah pohon besar yang rontokan daun di bawahnya tidak pernah dibersihkan, di lantai hutan, atau semisalnya.

Lebih bagus lagi jika Anda menggunakan campuran humus dari beberapa tempat berbeda, sehingga mikroba yang Anda dapatkan nantinya jauh lebih beragam.

Cara aplikasi pra-tanam:

Untuk tanah yang belum ditanami, pupuk hayati bisa dikocorkan sebanyak mungkin tanpa pengenceran.

Jadi, 10 liter pupuk hayati yang dibuat tadi bisa Anda kocor seluruhnya ke satu lubang tanam, atau bisa dibagi-bagi untuk 5 lubang tanam misalnya.

Namun prinsipnya, semakin banyak volume pupuk yang dikocor, maka semakin bagus hasilnya.

Nah, Anda bisa mengaplikasikannya saat pengolahan tanah, bersamaan waktu menambahkan pupuk kandang, kapur dolomit, dan pupuk TSP/SP36. Pengocoran dilakukan setelah lubang tanam diisi penuh oleh tanah olahan tersebut.

Cara aplikasi pasca-tanam:

Adapun untuk tanah yang sudah ditanami, maka pupuk hayati perlu diencerkan sebanyak minimal 10 kali, supaya tidak meracuni tanaman. Jadi, 10 liter pupuk hayati tadi perlu dilarutkan ke dalam 100 liter air atau lebih.

Setelah itu, kocorkan ke perakaran tanaman sebanyak minimal 2 gayung per pohon, dan tidak ada batasan maksimal.

Namun tetap sewajarnya aja ya, misal 20-30 liter per pohon, yang mana sekalian menggantikan penyiraman mingguan. Jadi setelah itu, pohon enggak perlu disiram lagi selama seminggu kedepan.

Ulangi aplikasi setiap 1-4 minggu sekali, atau 2-3 bulan sekali, terserah Anda.

Namun, semakin sering pupuk hayati Anda berikan, maka semakin subur dan sehat kondisi tanah maupun tanaman yang Anda pelihara.

Masa pakai pupuk hayati:

Pupuk hayati yang dibuat dengan metode tidak bisa disimpan, karena mikroba di dalamnya akan cepat mati (dalam hitungan jam) apabila tidak segera diaplikasikan ke tanah.

Jadi, harus Anda habiskan saat itu juga.

Dan Anda bisa memberikannya ke semua jenis tanaman apapun, tanpa batas.

3. Pencegahan Hama & Penyakit

Sebagaimana pembahasan tentang perlakuan pasca tanam yang lalu, di mana pohon anggur harus segera disemprot fungisida kontak sejak awal tanam, dan diulangi rutin setiap beberapa minggu sekali sepanjang hidup tanaman.

Maka, ini adalah tugas rutin Anda dalam memelihara pohon anggur.

Lakukan penyemprotan fungisida kontak setiap 2-4 minggu sekali pada musim kemarau, atau 1-2 minggu sekali pada musim hujan.

Namun 1-2 minggu sekali di musim hujan tersebut, hanya berlaku apabila pohon anggur Anda diberikan atap transparan, sehingga seluruh daun dan batang pohon benar-benar tidak terpapar air hujan sama sekali.

Adapun untuk pohon yang tidak diberi atap pelindung dari hujan, maka penyemprotan fungisida kontak harus dilakukan setiap kali turun hujan.

Sebab, cara kerja fungisida kontak adalah; hanya melapisi permukaan luar daun dan batang tanaman dengan residu racunnya (tanpa meresap masuk ke dalam jaringan tanaman). Sementara, residu fungisida tersebut sangat mudah tercuci oleh air.

Maka dari itu, setiap kali pohon anggur diguyur air hujan, keesokan harinya Anda harus segera menyemprot fungisida kontak kembali, untuk memberikan lapisan residu baru ke permukaan daun dan batang pohon tersebut, karena residu dari penyemprotan sebelumnya sudah larut tercuci air hujan.

Dengan kata lain; kalo setiap hari turun hujan, maka setiap hari harus nyemprot fungisida.

Alangkah repotnya, ya!? 😩

Makanya biar enggak repot, pohon anggur Anda dikasih atap transparan aja. Simpel, kan!? 😏

Fungisida kontak yang bisa Anda gunakan antara lain merek Dithane dan Antracol, silakan pilih salah satu.

Kalo saya biasa pake Dithane.

Terkait dosisnya, saya menggunakan “dosis paling rendah” yang tercantum pada petunjuk aturan pakai di kemasan produk.

Di atas kan, membahas pencegahan penyakit.

Lalu, bagaimana dengan pencegahan hama?

Adapun hama, tidak perlu dicegah, namun diatasi ketika terdeteksi ada gejala serangan awal.

Itu karena; pestisida yang Anda gunakan untuk pengendalian hama adalah “pestisida organik”. Yang mana, pestisida organik hanya efektif apabila disemprot langsung ke tubuh hama sasaran.

Jadi, kalo hamanya belum ada, ya enggak ada gunanya nyemprot pestisida organik, yang ada cuma buang-buang pestisida aja.

Pestisida organik itu enggak murah, lho.

Jadi, harus hemat-hemat gunainnya. 😁

Nah, karena pengendalian hama dilakukan ketika ada “gejala serangan awal”, maka Anda harus sering-sering mengecek kesehatan pohon anggur Anda.

Supaya Anda enggak kecolongan ketika hama menyerang.

Jangan sampai serangan sudah parah baru ketahuan.

Sebisa mungkin, Anda sudah mendeteksinya sedini mungkin, sebelum serangan berkembang dan parah. Sehingga, proses pengobatannya menjadi sangat mudah dan cepat.

Semakin tinggi stadium serangan, maka semakin ribet ngobatinnya. πŸ˜‘

Pembahasan lebih lanjut masalah pengendalian hama dan penyakit akan saya jelaskan pada chapter mendatang.

Di sini saya sekedar memberi Anda gambaran; seperti apa alur kerja yang perlu Anda lakukan di dalam rutinitas memelihara pohon anggur.

4. Kontrol Kesehatan Pohon Berkala

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, bahwa Anda perlu mengecek kesehatan pohon secara berkala.

Supaya ketika ada serangan hama atau penyakit, Anda bisa mendeteksinya sedini mungkin, sehingga proses pengobatan menjadi mudah dan cepat.

Tidak hanya hama saja yang perlu diperhatikan, serangan penyakit juga seringkali masih tetap menyerang sekalipun pohon sudah rutin disemprot fungisida kontak untuk pencegahan.

Karena bisa jadi, ada bagian daun dan batang tanaman yang terbasahi oleh percikan air hujan atau saat penyiraman, embun air hujan yang terbawa angin, dan sebagainya.

Intinya, ada kondisi-kondisi tertentu di luar kontrol kita.

Nah, untuk memudahkan Anda dalam memantau kesehatan pohon anggur, di bawah ini saya berikan daftar bagian organ pohon mana saja yang paling sering menjadi sasaran utama hama dan penyakit.

Sehingga, Anda bisa memprioritaskan bagian-bagian tersebut sebelum yang lain, setiap kali melakukan pengecekan.

Berikut daftarnya:

#1 – Batang pokok

Cek sepanjang batang pokok tanaman, terutama di sela-sela kulit batang yang sudah setengah mengelupas. Area tersebut sering menjadi sarang bagi puluhan hingga ratusan hama Kutu Perisai dan Kutu Putih.

Batang pokok adalah batang utama, dimulai dari pangkal batang yang menyentuh tanah, hingga ke bagian ujung atas.

Batang pokok berfungsi sebagai penopang atau tempat tumbuh bagi seluruh cabang utama pohon.

Cara mencegah serangan Kutu Perisai dan Kutu Putih yang cukup efektif adalah membuang atau membersihkan semua kulit-kulit tua yang telah mengelupas di seluruh permukaan batang pohon.

#2 – Daun tua

Tidak perlu Anda periksa satu per satu.

Cukup perhatikan saja apakah ada daun yang permukaan sisi atasnya tampak bercak-bercak putih tidak beraturan. Jika ada, itu adalah gejala serangan hama Thrips (masih sejenis hama kutu-kutuan juga).

Ukuran tubuh hama Thrips sangatlah kecil dan bisa melompat-lompat. Ia biasa tinggal dan berkembangbiak di sisi bawah daun.

#3 – Daun muda

Amati bagian pucuk-pupuk cabang pohon, terutama daun-daun di sepanjang 1 jengkal dari pucuk, apabila banyak daun mengeriput, maka itu gejala serangan hama Thrips juga.

Pengalaman saya, hama satu ini pertama kali menyerang daun tua terlebih dahulu.

Setelah populasinya berkembang, mereka mulai menyebar ke pucuk-pucuk percabangan untuk menghisap jaringan daun-daun mudah.

Itulah bagian-bagian tanaman yang perlu menjadi titik awal Anda setiap kali memeriksa kesehatan pohon anggur. Setelah itu, barulah Anda periksa bagian lainnya.

Sebetulnya, masih banyak gejala-gejala lain yang bisa muncul pada ketiga organ di atas selain yang telah saya sebutkan.

Karena kita tahu sendiri lah, jenis hama itu kan banyak banget, ya.

Tapi di sini, saya hanya sebutkan serangan hama yang paling sering menyerang aja. Sedangkan gejala serangan dari jenis hama lain (yang lebih jarang menyerang), bisa Anda pelajari pada chapter mendatang.

Oya, selain hama, gejala tidak normal juga bisa ditimbulkan oleh faktor lain seperti; serangan penyakit dan kekurangan atau kelebihan unsur hara tertentu.

Namun untuk gejala dari faktor-faktor tersebut, jauh lebih mudah mengidentifikasinya, dan akan saya jelaskan juga selengkapnya di pembahasan mendatang.

Yang agak ribet itu memahami gejala serangan hama.

Karena seringkali, ada kemiripan gejala antara serangan jenis hama A dengan jenis B, atau selainnya. 😬

Tapi enggak apa-apa.

Seiring waktu, Anda akan melihat beragam serangan hama berbeda pada pohon anggur Anda.

Sehingga, pelan-pelan Anda menjadi terbiasa memahami perbedaan atau gejala khas dari masing-masing hama. 🧐