Penanaman


Waktu terbaik menanam bibit anggur ke lahan adalah sore hari ketika udara sudah terasa sejuk, sehingga ada cukup waktu sampai keesokan paginya sebelum pohon terpapar suhu udara panas.

Ini sangat penting untuk meminimalisir pohon stres / layu pasca tanam.

Saat melakukan penanaman, pertama-tama keluarkan bibit anggur dari polybag bawaannya secara hati-hati, jangan sampai tanahnya pecah atau rontok (Bahasa Jawanya: β€œambyar”), supaya bibit tidak stress.

Lalu tanam ke lubang yang telah disiapkan sebelumnya.

Sebisa mungkin, jauhkan antara titik sambungan / okulasi bibit dengan permukaan tanah, supaya perakaran pohon sepenuhnya ditopang oleh rootstock (batang bawah).

Jika area sambungan terlalu dekat dengan permukaan tanah, dikhawatirkan akan merangsang tumbuhnya akar-akar baru dari scion (batang atas), sehingga peran rootstock menjadi tidak ada gunanya lagi.

Selanjutnya, berikan rambatan sementara dari batang kayu, bambu, atau semisalnya, supaya tanaman tumbuh tegak lurus ke atas.

Lalu siram dengan air sampai tanah cukup basah.

Perlakuan Pasca Tanam

Setelah bibit anggur ditanam ke lahan, ada perlakuan penting yang perlu Anda berikan selama beberapa pekan pertama, supaya pertumbuhan tanaman bisa mulus dan terhindar dari resiko kematian.

Berikut ini daftar perlakuan pasca tanam yang perlu Anda terapkan:

#1 – Lindungi dari sinar matahari siang

Berikan naungan atau atap sementara dari karung bekas, kardus, terpal, atau semisalnya untuk melindungi bibit anggur dari paparan sinar matahari siang.

Perlakuan ini mutlak harus dilakukan terutama jika; ada akar yang putus saat melakukan penanaman ke lahan.

Akar putus biasanya akibat tanah bawaan bibit ambyar saat dikeluarkan dari polybag, sehingga akar tidak sengaja terputus. Atau bisa juga karena sebelumnya akar sudah tumbuh panjang hingga keluar polybag, lalu terputus saat bibit diangkat atau dikeluarkan dari polybag.

Putusnya akar tersebut, lebih-lebih jika yang putus adalah akar besar, maka beresiko menyebabkan tanaman mengalami stres ringan hingga berat/layu.

Nah, paparan sinar matahari siang akan memperparah kondisi tanaman yang sedang stres tersebut, bahkan bisa menimbulkan kematian, apabila stresnya terlampau berat.

Ibarat kita nih, lagi kurang sehat badan, tapi disuruh berjemur di bawah terik matahari siang.

Satu jam kemudian apa yang terjadi?

Pingsan mungkin.

Naungan diberikan setidaknya selama 3-7 hari.

Apabila selama rentang waktu tersebut tidak timbul gejala layu pada tanaman anggurnya, maka naungan bisa dilepas.

Dan sebaliknya, jika ada gejala layu, maka naungan tetap dipertahankan sampai pohon menumbuhkan tunas baru – sebagai tanda bahwa tanaman sudah pulih dan sehat.

#2 – Lindungi dari air berlebih

Tanaman anggur yang masih muda memiliki perakaran yang sangat lunak dan ringkih, sehingga mudah rusak maupun membusuk.

Salah satu faktor akar anggur membusuk paling umum adalah akibat penyiraman terlalu sering, atau akibat sering terpapar air hujan.

Maka jika cuaca sedang banyak hujan, sebaiknya berikan tanaman naungan dari plastik transparan atau semisalnya, supaya tidak banyak air hujan yang membasahi area tanah di sekitar tanaman.

Di samping itu, ini juga penting untuk menjaga daun dan batang tanaman tetap kering, sehingga tanaman tidak mudah ditumbuhi penyakit jamur, sebagaimana yang sudah saya jelaskan pada chapter sebelumnya terkait hubungan air hujan dengan serangan penyakit anggur.

Selain itu, pastikan juga tanah di sekitar pohon lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya, supaya air hujan tidak mudah mendekat dan menggenangi area sekitar tanaman.

Adapun terkait penyiraman, lakukan setiap seminggu sekali sebanyak 20-30 liter air, menyesuaikan cuaca dan kondisi kelembaban tanah.

Sebagai gambaran, 20-25 liter air setara dengan 1 ember cat besar.

#3 – Semprot fungisida

Pada chapter yang lalu, saya sudah sebutkan bahwa salah satu kendala utama menanam anggur di Indonesia adalah serangan penyakit jamur.

Cara pengendalian paling efektif terhadap adalah melakukan pencegahan sebelum serangan terjadi, atau mengikuti slogan yang sudah sering kita dengar; “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.

Karena jika pohon sudah terlanjur diserang penyakit jamur, maka teknis pengobatannya lumayan ribet dan makan waktu.

Seperti apa ribetnya?

Lihat chapter 5 tentang pengendalian penyakit.

Nah, cara mencegah pohon anggur diserang penyakit jamur – selain melindungi tanaman dari air hujan – adalah memberikan fungisida.

Di hari yang sama saat penanaman atau beberapa hari pasca tanam, segera semprot “fungisida kontak” ke seluruh bagian daun (sisi atas maupun bawah) dan batang tanaman.

Ulangi penyemprotan setiap beberapa minggu sekali mengikuti pedoman teknis pencegahan penyakit – lihat chapter 5.

#4 – Hindari pemupukan

Terakhir, jangan memberikan pupuk kimia apapun sampai pohon siap berbuah pertama kali – di usia 5-6 bulan sejak tanam.

Mengapa?

Karena Anda telah memberikan pupuk kandang, kapur dolomit, dan pupuk TSP / SP36 saat pengolahan tanah.

Ketiga pupuk tersebut sudah “sangat lebih dari cukup” untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pohon anggur selama setengah tahun pertama sejak penanaman ke lahan.

Sebaiknya jangan menambahkan pupuk lain seperti NPK 16-16-16, POC (Pupuk Organik Cair) berkandungan nitrogen tinggi, atau semisalnya.

Sebab, itu akan mengubah komposisi nutrisi tanah yang sudah kita atur sejak awal yaitu; tanah dikondisikan mengandung unsur hara phosphate lebih tinggi daripada nitrogen dan kalium, supaya memacu pertumbuhan akar dan pembesaran batang tanaman berkali-kali lipat lebih cepat dari pertumbuhan normal.

Kedua hal tersebut – akar dan batang – adalah kunci utama yang menentukan keberhasilan; membuahkan pohon anggur di usia 5-6 bulan setelah tanam.

Jadi, saya harap Anda mengikuti prosedur yang diajarkan dalam buku ini secara utuh.

Karena setiap langkah teknis yang diberikan memiliki “landasan kaedah dan tujuan” tertentu, dimana saling berkaitan antara kaedah dan tujuan pada langkah teknis yang satu dengan langkah teknis lainnya.

Sehingga, jika beberapa langkah teknis tidak dipenuhi atau berbeda dari prosedur yang ada, kemungkinkan besar akan menyebabkan kaedah dan tujuan yang diinginkan tersebut menjadi tidak berfungsi.

Alhasil, goal yang diharapkan dari buku ini – membuahkan pohon anggur secepat mungkin dalam 5-6 bulan setelah tanam – mungkin tidak akan tercapai.

Atau meskipun tercapai, namun hasil panennya mungkin tidak sesuai harapan.

Daripada memberikan pupuk lain seperti di atas, lebih baik Anda menambahkan “pupuk hayati”, yakni pupuk yang kandungan utamanya adalah mikroba tanah, bukan unsur hara atau nutrisi.

Pupuk hayati berguna untuk memperkaya kandungan mikroorganisme tanah.

Di mana, keberadaan mereka sangat dibutuhkan untuk mengurai material organik dan pupuk yang kita berikan ke dalam tanah, sehingga kandungan nutrisi di dalam kedua bahan tersebut bisa segera diserap akar tanaman.

Selain itu, pupuk hayati sangat bermanfaat menekan perkembangan hama dan penyakit tanah, sehingga tanaman memiliki imunitas yang jauh lebih baik.

Manfaat lain yang enggak kalah penting, pupuk hayati juga sangat efektif mempertahankan kegemburan tanah secara jangka panjang, sehingga tanah enggak mudah mengeras dan memadat.

Asalkan pupuk hayatinya yang bagus.

Kalo enggak bagus, ya manfaatnya enggak akan terasa.

Ngomong-ngomong, pupuk hayati apa yang bagus?

Eiittss, kabar baiknya, Anda enggak perlu beli, kok. 😏

Saya akan share cara membuat pupuk hayati yang paling sederhana tapi kualitasnya kelas dunia.

Menariknya lagi, modal bikin pupuk hayati tersebut enggak sampai Rp5 ribu, dan bisa dikerjakan kurang dari 15 menit aja, lho. 😲

Penasaran?

Teruskan aja membaca, entar juga bakal ketemu bab yang membahas topik tersebut. 😁

Fase Stagnasi

Fase stagnasi adalah periode waktu di mana bibit anggur tidak menumbuhkan daun baru selama beberapa minggu, atau bahkan lebih dari sebulan pasca penanaman.

Kondisi tersebut sangatlah normal.

Sebab, bibit anggur sedang beradaptasi dengan media tumbuh barunya, sehingga pertumbuhan tanaman akan terfokus pada organ perakaran.

Sedangkan pertumbuhan organ batang, daun, dan tunas baru akan sangat lambat, bahkan seringkali tidak mengalami pertumbuhan sama sekali.

Namun etelah akar bertambah panjang atau luas hingga ukuran tertentu, maka tanaman akan mulai menyeimbangkan pertumbuhan seluruh organnya, baik akar, batang, daun, dan tunas baru.

Pada saat itulah fase stagnasi selesai dan pohon akan tumbuh rimbun dengan cepat.

Lamanya fase stagnasi berlangsung, sangat dipengaruhi oleh ukuran bibit yang Anda tanam.

Semakin muda atau kecil bibitnya, maka semakin lama fase stagnasi selesai, bahkan bisa lebih dari sebulan pasca tanam.

Di samping itu, kesehatan pohon juga ikut memengaruhi lamanya fase stagnasi.

Pohon yang diserang hama atau penyakit, atau mengalami pembusukan akar akibat media tanam terlalu lembab misalnya, maka akan menekan pertumbuhan pohon secara signifikan.

Kondisi tersebut seringkali bisa memperlambat fase stagnasi hingga 2-3 kali lipat dari normal.

Dengan kata lain, kalo normalnya 3 minggu misalnya, maka bisa mundur hingga 6-9 minggu.

Oleh karena itu, ikuti pedoman perlakuan pasca tanam yang saya jelaskan di atas, supaya meminimalisir dari berbagai masalah kesehatan pohon yang dapat memperlama fase stagnasi.